DO dari sekolah orang ini sukses

Haruhisa-Okamura-founder-AdwaysTech Asia - Lahir di tahun 1980, Haruhisa Okamura (gambar di atas), adalah founder dan CEO Adways, salah satu perusahaan teknologi terbesar di Jepang yang berfokus pada periklanan online. Adways juga memiliki jaringan iklan, layanan internet, serta game mobile-nya sendiri. Saat ini, perusahaan ini sudah memiliki lebih dari 1.000 pegawai di seluruh dunia dan memperoleh pendapatan sebesar lebih dari USD 221 juta tahun lalu.
Tapi, hal yang paling mengagumkan dari Okamura adalah, ia merupakan salah satu founder termuda yang pernah membawa sebuah perusahaan dari nol sampai IPO di Jepang.
Kesuksesan Okamura bisa tercapai salah satunya karena ia memulai karirnya sangat awal. Di usia 16 tahun, Okamura memutuskan bahwa ia terlalu keren untuk bersekolah. Ia memilih untuk keluar dari sekolah untuk bekerja sebagai sales di sebuah perusahaan.

“Saya tidak bisa mendapatkan teman di sekolah, jadi saya memutuskan untuk bekerja lebih awal,” katanya.
 Kinerja Okamura sebagai sales sangatlah baik. Ia sangat ahli dalam menjual secara door-to-door dan sering menjadi sales terbaik di perusahaannya. Di usia 16 tahun, Okamura sudah memperlihatkan tanda-tanda bahwa ia adalah entrepreneur hebat. Saat itu ia setidaknya memperlihatkan bahwa ia tahu seni dalam berjualan.

Tertarik dengan demam internet

Di tahun 2000, demam internet melanda Jepang, dan itu membuat munculnya banyak perusahaan internet di negara tersebut. Okamura kagum dan ingin ambil bagian dalam industri ini.
“Saya melihat CEO CyberAgent [Susumu Fujita] di TV dan saya sangat terinspirasi olehnya,” katanya.
Saat itu ia tidak tahu banyak mengenai internet dan tertawa karena saat itu ia mengira “CyberAgent adalah internet.”
Okamura mencoba melamar pekerjaan di CyberAgent, tapi ditolak. Tidak punya banyak pilihan, ia akhirnya memutuskan untuk mendirikan perusahaan pemasaran online sendiri.
Di bulan Februari tahun 2001, Adways akhirnya berdiri. Dengan modal USD 10.000, Okamura menghabiskan USD 3.000 pertamanya untuk membeli komputer. Sisa uang tersebut kemudian ia gunakan untuk membangun software pemasaran email. Untuk mendapatkan developer yang berbakat, ia datang ke universitas teknik dan membagikan selebaran dan secara acak melakukanpitching ke para mahasiswa untuk meyakinkan mereka agar mau membantunya membangun sistem yang ia rencanakan. Ia pada akhirnya menemukan satu orang yang mau bekerja dengan dibayar sebesar USD 5.000. Tapi sayangnya produk tersebut ternyata tidak bisa digunakan.
Meskipun gagal dalam produknya, Okamura tidak menyerah. Ia malah datang ke universitas teknik unggulan dan kembali melakukan pitching ke mahasiswa. Ia hampir bangkrut. Jadi, ketimbang menawarkan gaji langsung, ia menawarkan 30 persen hasil penjualan dari Adways jika orang yang ia rekrut ini bisa membuat software yang ia inginkan.
Dengan sedikit keberuntungan, Okamura bertemu dengan Sanki Nishiguchi, seorang programmer berbakat yang mau membantu Adways. Nishiguchi nantinya naik menjadi CTO pertama Adways. “Saya sangat ingin mendapatkan orang yang berbakat untuk bekerja dengan saya sampai-sampai saya masuk ke toko buku untuk mencari dan mengikuti programmer yang bagus,” kata Okamura.

Dari nol sampai IPO

adways
Dengan kepemimpinan Okamura dan juga bakat dari Nishiguchi, Adways tumbuh dengan cepat dan akhirnya menjadi perusahaan publik di tahun 2006. Ini membuat Okamura menjadi salah satu entrepreneur termuda yang bisa melakukan hal tersebut di Jepang. Ketika ditanya apa yang membuat perusahaannya bertumbuh dengan cepat, Okamura memberikan tiga poin penting kepada Tech in Asia:
  1. Adways mulai dengan model afiliasi, yang berarti klien hanya akan membayar sesuai dengan hasil yang mereka peroleh. Banyak klien yang merasa lebih nyaman dan mau membayar dengan menggunakan model ini.
  2. Meskipun awalnya mengincar pasar PC, Adways berpindah ke pemasaran mobile setelah beberapa bulan untuk mengikuti tren, dan itu merupakan sebuah keputusan yang tepat.
  3. Adways selalu merekrut programmer terbaik untuk dipekerjakan, dan itu membantu kami membangun komponen kunci dari semua produk kami.
Okamura, yang sekarang berusia 33 tahun, telah membuat Adways tumbuh dari startup kecil menjadi sebuah perusahaan internasional yang memiliki lebih dari 1.000 pegawai di seluruh dunia. Di luar Jepang, Adways juga punya kantor di China, Taiwan, Filipina, Indonesia, Thailand, Korea, Hong Kong, Amerika Serikat, dan Singapura. Pendapatan mereka di luar Jepang adalah 10 persen dari keseluruhan pendapatan perusahaan, dan angka tersebut sudah naik sebesar lebih dari 50 persen dalam beberapa tahun terakhir. Tampaknya, Okamura tidak hanya ingin sukses di Jepang. Ia juga ingin sukses di seluruh dunia.
Saat ini, kami adalah perusahaan jaringan iklan terbesar di Jepang, dan kami ingin berekspansi ke seluruh dunia, terutama di Asia. Kami ingin menjadi jaringan iklan smartphone terbaik di wilayah ini dan juga ingin membuat lebih banyak layanan baru untuk pengguna mobile.
Adways juga berinvestasi pada perusahaan teknologi lain yang menjanjikan dan menarik. Investasi terakhir mereka adalah Gumi, sebuah perusahaan game sosial mobile yang membuat game mobile populerBrave Frontier.
“Posisi kami sebagai perusahaan pemasaran mobile di Asia sedang sangat baik dan kami ingin menjadi yang terbaik di industri ini. Tapi kami tidak mungkin melakukan itu sendiri sehingga kami selalu mencari mitra yang bisa diajak bekerja sama. Kami ingin membuat investasi untuk mencapai target kami,” kata Nobu Noda, head of global business development group Adways.
Okamura mengajak para entrepreneur generasi baru untuk lebih berani, terutama di industri internet. Okamura sendiri mengatakan bahwa lebih dari 60 persen hasil penjualan Adways sekarang berasal dari bisnis yang mereka ciptakan tiga tahun lalu.
“Kami sudah membaca tren industri internet. Semuanya bergerak sangat cepat dan naik turun. Entrepreneur harus bisa mengikuti arus itu,” kata Okamura

No comments:

Post a Comment